
SOLOK KOTA – Wakil Walikota Solok Reinier,ST,MM membuka kegiatan workshop dan pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani minyak atsiri Kota Solok, dalam rangka penguatan sistem inovasi daerah (SIDA) Kota Solok, bertempat di aula Balitbang Kota Solok, Rabu (12/9).
Pelaksanaan Workshop dan pelatihan ini merupakan kerjasama antara Balitbang Kota Solok dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdiktki) RI.
Workshop dan pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan pelaku agribisnis minyak atsiri Kota Solok, yang sejak tahun 2009 minyak atsiri sudah ditetapkan sebagai produk unggulan Kota Solok.
Turut hadir pada kesempatan itu, Kepala Balitbang Kota Solok Ir.Raflis, Kepala Dinas Pertanian Ir.Ikhvan Marosa, perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Kota Solok, dan yang menjadi Narasumber pada kegiatan itu, dari Balitro Bogor Dedi Suheryadi,SP, Ir. Bagem Sofianna Br. Sembiring, dari Balitro Laing Dadang Rukmana, serta 30 orang petani serai wangi Kota Solok.
Wawako Reinier dalam sambutannya menyebutkan, bantuan yang diterima oleh Kota Solok dari Kemenristekdikti RI melalui Balitbang Kota Solok dimaksudkan untuk mewujudkan Peraturan Bersama Menrisetekdikti dan Mendagri Nomor 03 dan 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daera (SIDa).
Penguatan SIDa dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing daerah Kota Solok. Peningkatan daya saing ini diwujudkan melalui peningkatan pemanfaatan produk unggulan yang ada di daerah. Peningkatan pemanfaatan produk unggulan dalam meningkatkan daya saing daerah diharapkan dapat mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga dapat menjadi salah satu faktor dalam mengurangi kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan.
Lebih lanjut, Reinier mengatakan, kegiatan workshop dan pelatihan ini diharapkan dapat mampu meningkatkan wawasan sekaligus memberi motivasi kepada para peserta pelaku agribisnis minyak atsiri.
“Kedepan kita berharap agar tumbuh sentra industri pengolahan minyak atsiri beserta turunannya sehingga, minyak atsiri beserta turunannya yang diproduksi di Kota Solok dapat bersaing dan terkenal di pasar regional maupun nasional,” harap Reinier.
Sementara itu, Dedi Suheryadi,SP dari Balitro Bogor dalam pemaparannya mengatakan, saat ini harga serai wangi berada di kisaran Rp 350 Ribu – Rp 360 Ribu. Jika memang serai wangi di Kota Solok sudah terkoneksi dengan baik antara petani dan Pemko, kita akan segera memasarkan serai wangi ini.
Lebih lanjut ia menyebutkan, saat ini pihaknya membutuhkan sebanyak 3 sampai 4 kontainer perbulannya. “Untuk itu kami mohon arahan dari pak Wakil Walikota Solok, setelah workshop ini kita akan melakukan pergerakan nyata. Kita bikin group WA bagi petani yang ikut workshop kali ini untuk saling berkomunikasi,” sebutnya.
Dedi mengatakan, saat ini menjadi petani serai wangi merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan hasilnya. Semua pihak harus benar-benar bekerja nyata untuk mnyejahterakan para petani. Selanjutnya, ia mengatakan ada salah satu daerah di Kabupaten Bandung, petani serai wangi dengan lahan 3000 meter sudah dapat menghasilkan Rp 300 Ribu – 400 Ribu perhari dengan menggunakan prinsip 4s, yakni serai wangi, sapi, sehat, sejahtera. (Deni/HumasPro).