SOLOK KOTA – Pembangunan berbagai sektor kehidupan masyarakat terus menjadi fokus Pemerintah Kota (Pemko) Solok, mulai dari sektor pembangunan masyarakat yang berlandaskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Syara’ Mangato Adat Mamakai. Hingga pengentasan kemiskinan dan pembangunan Sumber Daya Manusia di Kota Solok.
Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Salah satu faktor penyebabnya kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan, kesehatan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif. Sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Masalah kemiskinan sendiri memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.
Namun pada masa kini kemiskinan lebih pada mereka yang tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan – kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.
Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Menyadari kondisi masyarakatnya, Pemerintah Kota (Pemko) Solok dalam menanggulangi persoalan kemiskinan mencoba melahirkan banyak terobosan.
Berdasarkan Hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) keluarga miskin di Kota Solok berjumlah 859 KK atau 4.333 jiwa dari jumlah penduduk 65.157 jiwa atau jumlah keluarga miskin sebesar 6,6 persen.
Terlihat sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 Pemko Solok diera kepemimpinan Zul Elfian dan Reinier cukup berani menerapkan kebijakan untuk melakukan intervensi penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi. Dari hasil penerapan kebijakan tersebut langkah evaluasi dengan melakukan verifikasi dan validasi terhadap data keluarga miskinpun menjadi perhatian serius.
Kebijakan yang diterapkan Pemko Solok dalam penanganan kemiskinan dinilai cukup berhasil.
Berangkat dari data yang ada, pada akhir tahun 2018 dilakukan verifisikasi dan validasi dilapangan oleh Dinas Sosial Kota Solok terjadi penurunan jumlah keluarga miskin di Kota Solok. Angkanya pun menunjukan angka dibawah 1 persen yakni sebesar 0,98 persen. Artinya jumlah masyarakat kurang mampu di Kota Solok sebanyak 147 KK dengan 720 jiwa dari jumlah penduduk 73.614 jiwa.
Sedikit merunut kebelakang, upaya Pemko Solok dalam menekan angka kemiskinan memang tidak mudah. Pembangunan berbagai sektor kehidupan masyarakat terus menjadi fokus dan menjadi sebuah komitmen yang kuat.
Bagi Wali Kota Solok Zul Elfian, dalam menanggulangi kemiskinan menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi menjadi tujuan. Sehingga membangun mental masyarakat melalui program keagamaan dan adat serta pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terus dilakukan.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar warga kota secara layak, Zul Elfian bersama Reinier terus menggenjot aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. Bahkan penurunan angka kemiskinan dijadikannya sebagai salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan program pemerintahan yang telah dijalankan oleh masing – masing Organisasi Perangkat Daerah yang ada dilingkungan Pemko Solok.
Artinya pembangunan yang dilakukan harus mampu memberikan efek positif terhadap perekonomian masyarakat.
“Masing-masing dinas atau OPD terkait harus mampu berkontribusi positif dalam mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, masing-masing dinas harus mengevaluasi kinerjanya yang telah berlalu sebagai salah satu acuan dalam menjalankan program dimasa mendatang,” ujar Zul Elfian terkait komitmennya dalam menekan angka kemiskinan.
Strategi yang dilakukan Pemko Solok untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin di Kota Solok dengan memperbaiki akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi melalui mengoptimalkan layanan pendidikan bagi keluarga miskin.
Mengoptimalkan layanan pendidikan bagi keluarga miskin berprestasi, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan non formal, perbaikan pelayaan kesehatan bagi ibu hamil pasca melahirkan dan masyarakat miskin serta perbaikan rumah tidak layak huni pun terus didorong.
Tekad Zul Elfian dalam menekan angka kemiskinan sempat menarik perhatian banyak pihak kala itu. Zul Elfian bersama Reinier begitu berani memberi garansi dengan tidak akan mengganti mobil dinas dengan mobil baru sebelum masyarakat miskinnya dibawah angka 1 persen. Sebuah garansi yang di ucapkan Zul Elfian, ternyata mampu melahirkan tekad yang cukup besar yang disalurkan kepada setiap instansi dan masyarakat. Di masa kepemimpinan Zul Elfian – Reinier.
Pertumbuhan ekonomi Kota Solok memiliki tren yang positif. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kota Solok tercatat sebesar 5,76 persen dan terus meningkat menjadi 5,85 persen pada tahun 2018. Pertumbuhan tiap tahunnya memang relatif kecil karena dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk sebagai akibat dari perluasan akses layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan juga meningkat. IPM sebagai alat ukur tingkat pencapaian pembangunan manusia merupakan indeks gabungan dari tiga komponen yang mengindikasikan kualitas sumber daya manusia.
Pada tahun 2017 terjadi peningkatan nilai IPM di Kota Solok, dimana pada tahun 2016 nilai IPM Kota Solok sebesar 77,07 meningkat 0,4 point menjadi 77,44 pada tahun 2017. Untuk tahun 2018 data untuk Indeks Pembangunan Manusia sampai publikasi ini diterbitkan belum dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik sebagai penyedia data.
Capaian tahun 2018 untuk rata-rata lama sekolah diperoleh angka sebesar 16,18 artinya rata-rata penduduk kota Solok telah mencapai tamat tingkat 2 SLTA, sedangkan rata-rata hasil perolehan nilai Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Dasar dengan 53,5 artinya dari 42 sekolah SD yang ada di Kota Solok yang nilai rata-rata UN perolehannya telah mencapai 7,7 sebesar 26 SD sedangkan untuk SMP capaian Nilai UN adalah 0 (nol) artinya dari semua 7 sekolah SMP yang ada di Kota Solok nilai rata-rata UN belum ada yang mencapai nilai 6 (enam). (HumasPro)
#solokkotaberasserambimadinah
#visitkotasolok2020