SOLOK KOTA – Keseriusan Pemerintah Kota Solok memproduksi Minyak Atsiri yang berasal dari olahan Serai Wangi mendapatkan perhatian dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti RI.
Kamis (8/11), Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti Kemal Prihatman mengunjungi Kota Solok guna melihat langsung perkembangan olahan minyak atsiri itu.
Kedatangan Kemal Prihatman bersama Kepala Subditektorat Penelitian dan Pengembangan Daerah Rosmaniar Dini diterima langsung oleh Wakil Walikota Solok Reinier,ST,MM, didampingi Asisten III Drs.Muhammad, Kepala Balitbang Kota Solok Ir.Raflis, serta para petani minyak atsiri, bertempat di Ruang Rapat Walikota.
Reinier dalam sambutannya mengatakan, seluruh unsur terkait di Kota Solok harus memanfatkan pendampingan dari litbang secara tepat, guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat petani serai wangi.
“Kita inginkan bagaimana kedepannya orang tak hanya mengenal Beras Solok, namun juga minyak atsiri asal Kota Solok,” sebut Reinier.
Saat ini, guna meningkatan produksi minyak atsiri, Kota Solok sudah melakukan sinergi antara beberapa OPD, yakni Litbang, Bappeda, Dinas Pertanian, serta Dinas Pariwisata.
Kemal Prihatman dalam paparannya menjelaskan, saat ini Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti sudah mendampingi 106 lembaga litbang di seluruh Indonesia.
Lembaga litbang daerah yang akan mendapatkan dampingan apabila makin banyak bisa mensinergikan antara Opd terkait. “Jika makin banyak sinergi antara OPD, maka kemungkinan akan bisa kami dampingi makin tinggi,” sebutnya.
Untuk meningkatkan produksi minyak atsiri, kita harus memikirkan 3 hal utama, yakni masalah branding, keunikan serta indikasi geografis. Dalam masalah branding, minyak atsiri Kota Solok harus bisa meyakinkan barangnya sebagai yang terbaik, bagus, dan bersifat nasional maupun go internasional.
Selanjutnya, jika Kota Solok ingin minyak atsiri go internasional, kami mempunyai fasilitasnya. Dengan catatan barang yang dihasilkan harus unik.
“Selama satu tahun, minyak atsiri Kota Solok akan diteliti serta kami dampingi, mudahan-mudahan minyak atsiri Kota Solok bisa go internasional,” sebutnya.
Pada Bulan Januari 2019 nanti Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti akan menerima proposal dari lembaga penelitian, kemudian nantinya akan dipilih 2 lembaga dengan hasil terbaik yang akan dibawa go internasional.
Oleh karena itu, Kemal mengharapkan agar program minyak atsiri di Kota Solok ini akan berkelanjutan, jangan hanya program sebentar yang hanya 1 atau 2 tahun saja. “Jika ada kendala di lapangan, saya beserta seluruh anggota lembaga penelitian dan pengembangan Kemenriatekdikti sangat terbuka untuk menyelesaikan apapun masalah yang ada. Kami siap mensinergiskan seluruh kegiatan yang ada guna menyukseskan minyak atsiri Kota Solok,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan guna melihat langsung proses pengolahan minyak atsiri oleh para petani di Kota Solok tersebut. (Deni/HumasPro).