Tinggal bersama, bekerja, atau bersosialisasi dengan perokok dapat memicu keinginan Anda untuk merokok saat Anda sedang berusaha untuk berhenti. Berada di sekitar rokok atau produk tembakau lainnya dapat menjadi godaan untuk Anda. Melihat orang lain merokok, mencium aroma rokok atau bahkan melihat bungkus rokok dapat memicu keinginan untuk merokok.
Anda dapat berhenti menjadi perokok walau Anda tinggal atau bersosialisasi dengan perokok lainnya. Beberapa metode dan strategi dapat membantu. Berikut adalah beberapa metode yang membantu dan efektif dalam menghindari pemicu keinginan merokok.
- Hindari perokok lain. Hal ini merupakan strategi yang paling sederhana, Jika memungkinkan, hindari perokok lain untuk sementara.
- Miliki keinginan yang kuat. Jangan anggap remeh kemampuan Anda jika niat dan keinginan sudah sekuat baja.
- Gunakan Nicotine Replacement Therapy (NRT).
- Minta mereka membantu Anda. Jika Anda serumah atau berteman dengan perokok lain, buatlah perjanjian di mana mereka akan mendukung Anda untuk berhenti. Anda dapat membuat perjanjian di mana mereka tidak akan merokok di sekitar Anda atau tidak akan memberi Anda rokok meskipun Anda meminta. Perjanjian dapat meliputi untuk tidak meninggalkan rokok di area sekitar Anda, seperti di meja. Jika Anda bekerja dengan perokok, Anda dapat meminta mereka untuk tidak mengajak Anda merokok saat istirahat.
- Carilah teman non-perokok. Di bar atau klub, bergabunglah bersama teman yang tidak merokok daripada pergi keluar ruangan untuk merokok.
Stres memicu keinginan merokok
SItuasi yang membuat stress dapat menghasilkan keinginan untuk merokok pada perokok yang berusaha untuk berhenti.
Banyak perokok terbiasa untuk merokok untuk mengatasi kadar stress mereka dan menganggap rokok sebagai penghilang stress. Jika hal ini berlaku pada Anda, tubuh Anda telah mengaitkan perasaan stress dan rokok. Hal ini berarti jika situasi yang menyebabkan stress terjadi setelah Anda berhenti merokok, kemungkinan keinginan untuk merokok akan muncul dan sulit dikendalikan. Bahkan berhenti merokok sering dideskripsikan sebagai sesuatu yang menyebabkan stress.
Anda dapat mengatasi stress tanpa merokok
Beberapa metode dan strategi dapat membantu. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu hubungan antara stress dan merokok. Begitu Anda mengerti bagaimana merokok mempengaruhi tubuh Anda dan pengaruhnya terhadap stress, hal ini lebih mudah diatasi.
Kenapa rokok di pagi hari begitu nikmat?
Proses berhenti merokok dapat menyebabkan stress. Rokok pertama di pagi hari memberi ‘dosis’ nikotin bagi Anda. Beberapa perokok menganggap rokok pertama di pagi hari adalah yang paling nikmat.
Ada alasan di balik hal tersebut.
Dengan berkurangnya kadar nikotin pada malam sebelumnya, perokok akan mengembalikan kadar nikotin dengan rokok pertama di pagi hari, membantu terhindarnya gejala “sakau” nikotin. Siklus ini kembali berlanjut sepanjang hari. Asupan nikotin secara konstan untuk menghindarinya gejala “sakau” menyebabkan tubuh Anda stress.
Jika Anda perokok, ingat kembali alasan saat Anda pertama kali merokok. Apakah akibat stress? Atau akibat alasan lain? Mungkin Anda mulai merokok akibat tekanan dari lingkungan atau karena terlihat menarik, atau hanya coba-coba?
Tanyakan pada diri Anda apakah stress Anda selalu teratasi dengan merokok, atau Anda mencoba mengatasi stress dengan merokok sehingga menjadi kebiasaan?
Mulailah mengatasi stress tanpa merokok
Menghindari stress seluruhnya sulit dilakukan, namun mengendalikan stress dengan cara lain dapat Anda lakukan.
Walau merokok terasa seperti meringankan stress Anda, jika kita melihat apa yang terjadi pada perokok saat mereka berhenti, hasilnya menarik.
Riset menunjukkan bahwa mantan perokok merasa lebih tidak stress dibanding dengan perokok.
Tahap awal berhenti merokok mungkin terasa sulit, namun seiringnya waktu, akan terasa lebih mudah untuk diatasi.
Kabar baiknya, kadar stress Anda akan berkurang saat Anda berhenti merokok.
sumber: halosehat.com